Mengapa Al-Qur’an Diturunkan Secara Bertahap?

Posted on: Taiwan Halal / By Faisal Fahmi / Editor Faisal Fahmi / 2021-08-14 15:06:32 / 813 Views

Mengapa Al-Qur’an Diturunkan Secara Bertahap?

Hikmah dari diturunkannya al-Qur’an secara bertahap, bahkan selama 23 tahun, sedangkan kitab sebelumnya diturunkan secara langsung sekaligus diterangkan oleh Sulthanul Auliya’ Syekh ‘Abdul Qadir bin Musa bin Abdullah al-Jilani (470-561 H) dalam kitabnya, al-Ghunyah li Thâlibi Tharâqil Haqq. Beliau berpendapat bahwa Al-Qur’an yang diturunkan secara bertahap menjadikannya kitab yang terbaik. Beliau menjelaskan:

 لِأَنَّ اللهَ تَعَالَى لَمَّا أَنْزَلَ التَّوْرَاةَ جُمْلَةً وَاحِدَةُ فَقَبَلَهَا بَنُوْ اِسْرَائِيْلَ، فَعَمِلُوْا بِهَا قَلِيْلًا، فَثَقُلَتْ عَلَيْهِمْ تِلْكَ الْأَوَامِرُ وَالنَّوَاهِي فِي التَّوْرَاةِ. فَقَالُوْا سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا

Artinya, “Karena sesungguhnya, ketika Allah ta’ala menurunkan Taurat secara langsung, maka Bani Israil menerimanya, kemudian sedikit mengamalkannya, dan sangat berat bagi mereka (mengerjakan) semua perintah dan larangan yang ada dalamnya. Kemudian mereka berkata, ‘Kami mendengarkan tetapi kami tidak menaati’.”
Dari penjelasan tersebut, diturunkannya Kitab Taurat secara langsung memberikan tantangan emosional yang sangat berat bagi kaum Bani Israil. Bahkan, tantangan yang mereka terima justru tidak membuat mereka berubah dan mengikuti apa yang diperintahkan dalam kitab suci tersebut. Justru, mereka hanya mendengarkan isi dan kandungan yang terdapat di dalamnya, namun hanya sedikit mereka taati. Syeh Abdul Qadir melanjutkan:

 وَأَمَّا الْفُرْقَانُ فَأَنْزَلَهُ اللهُ عَلَى التَّدْرِيْجِ مُتَفَرِّقًا، فَأَوَّلُ مَا أَمَرَ اللهُ المُؤْمِنِيْنَ بِقَوْلِهِ: لَااِلَهَ اِلَّا الله مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ الله وَضَمِنَ لَهُمْ اِذَا قَالُوْهَا الْجَنَّةَ فَسَمِعُوْا وَأَطَاعُوْا، ثُمَّ أَمَرَهُمْ بِاِقَامَةِ صَلَاتَيْنِ، رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ طُلُوْعِ الشَّمْسِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ غُرُوْبِهَا، ثُمَّ أَمَرَهُمْ بِالصَّلَاةِ الْخَمْسِ

Artinya, “Sedangkan Al-Qur’an, Allah menurunkannya secara berangsur-angsur dan terpisah, maka hal pertama yang Allah perintahkan kepada orang mukmin adalah perintah mengucapkan lâ ilâha illallâhu muhammadur rasûlullâh dan memberikan jaminan surga kepada mereka bila mengucapkannya. Karenanya mereka mendengarkan dan menaatinya. Kemudian Allah memerintahkan mereka dengan mengerjakan dua kali shalat, dua rakaat sebelum terbitnya matahari dan dua rakaat setelah terbenamnya matahari, kemudian memerintahkan mereka dengan shalat lima waktu.”
Begitupun seterusnya. Setelah itu Allah memerintahkan umat Islam untuk melakukan shalat Jumat dengan berjamaah; setelah peristiwa hijrahnya nabi kemudian memerintahkan Zakat; menambah perintah puasa satu bulan selama Ramadhan; selanjutnya ditambah jihad, setelah itu ditambah dengan perintah haji. Setelah semua perintah dan larangan itu selesai, Allah menurunkan ayat penutup tepatnya ketika Haji Wada’, yaitu:

 اَلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلامَ دِينًا (المائدة: 3)

Artinya, “Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah aku ridlai Islam sebagai agamamu.” (QS al-Ma’idah: 3). ( ‘Abdul Qadir bin Musa bin Abdullah Al-Jailani, al-Ghunyah li Thâlibi Tharâqil Haqq, [Bairut, Dârul Ihyâ’-it Turâts al-Islâmi: 1996], juz I, halaman 290).
Dari penjelasan di atas diketahui, terdapat hikmah yang sangat besar di balik diturunkannya Al-Qur’an secara berangsur-angsur. Apa jadinya jika Al-Qur’an diturunkan secara sekaligus? Bisa jadi umat Islam akan mengingkari atau bahkan menolaknya. Jika dicermati, semua ini tidak lain selain sebagai rahmat bagi umat Nabi Muhammad saw. Allah tidak menginginkan umat akhir zaman, menerima perintah dan larangan-Nya secara spontan, Allah mengehendaki semua perintah dan larangan-Nya diturunkan dalam waktu yang berbeda dan dalam keadaan yang berbeda pula, sesuai dengan kebutuhan dan keadaan umat Islam.
Hikmah lain yang dapat kita ambil adalah dengan mempelajari atau mengamalkan perbuatan baik tertentu, sebaiknya dimulai secara bertahap sehingga kita tidak merasa terbebani dan bisa membawa keistiqomahan.

Wallâhu a’lam.

Sumber: NU Online.


Share this article on
Today Quote:
No matter what your physical appearance, when you have kindness in your heart, You’re the most beautiful person in the world.

Posted in taiwanhalal.com

Login to comment: Login/Register or