Jangan Sampai Lupa, 20 Ayat Alquran Ini Cara Bacanya Istimewa
Pernah mendengar istilah Gharib? Dalam kaidah membaca al-Qur'an, ada perubahan cara membaca dengan ataupun tanpa pola tertentu, sebagaimana dalam grammar bahasa Inggris kita mengenal istilah regular verb dan irregular verb. Perubahan cara baca yang tidak beraturan ini dibahas dalam metode qira'ah Imam Ashim atau lebih dikenal dengan nama bacaab Gharib.
Gharib menurut bahasa artinya tersembunyi atau samar, sedangkan menurut istilah ulama qurra’, gharib artinya sesuatu yang perlu penjelasan khusus dikarenakan samarnya pembahasan atau karena peliknya permasalahan baik dari segi huruf, lafadz, arti maupun pemahaman yang terdapat dalam Al-Qur’an. Adapun bacaan-bacaan yang dianggap Gharib dalam qira’ah Imam Ashim riwayat Hafs diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Tanda Sifir
Ada dua jenis tanda sifir yaitu sifir mustadir dan sifir mustatil. Sifir mustadir adalah bulatan kecil di atas huruf yang menunjukkan bahwa huruf tersebut tidak boleh dibaca panjang ketika waqaf maupun wasal. Tanda tersebut terdapat dalam 8 ayat Alquran berikut ini: Q.S. Yusuf (87), Q.S. Al-Kahf (23), Q.S. Al-A'raf (103), Q.S. Yunus (75), Q.S. Az-Zukhruf (46), Q.S. Ar-Rum (39), Q.S. Al-Insan (4 dan 16).
Sementara itu sifir mustatil adalah bulatan lonjong di atas huruf yang menunjukkan bahwa huruf tersebut dibaca panjang jika bacaan berhenti (waqaf) dan pendek jika bacaab bersambung (wasal). Tanda tersebut terdapat dalam 4 ayat Alquran berikut ini: Q.S. Al-Kafirun (4), Q.S. Al-Kahf (38), Q.S. Al-Ahzab (10), dan Q.S. Al-Insan (15).
2. Ayat Saktah
Saktah artinya berhenti sejenak tanpa bernafas selama dua harakat ketika membaca Alquran. Terdapat 4 ayat Alquran yang termasuk dalam kategori ayat-ayat saktah yaitu Q.S. Al-Kahf (1), Q.S. Yasin (52), Q.S. Al-Qiyamah (27), dan Q.S. Al-mutaffifin (14).
3. Imalah
Dalam Mushaf Utsmani (yang digunakan oleh umat Islam Indonesia), bacaan imalah ditandai dengan tulisan (إِمَالَةٌ ) kecil diatas lafadh yang dibaca imalah. Menurut Imam Hafash, bacaan imalah hanya pada Q.S. Huud (41,) selainnya tidak ada. Cara membacanya adalah dengan memiringkan harakat fathah ke harakat kasrah.
4. Isymam
Bacaan Isymam terdapat pada Q.S. Yusuf (11), yaitu ketika ghunnah / dengung pada نَّا (nun tasydid), bentuk bibir membentuk dhommah atau bisa juga dengan cara raum, yaitu menetapkan nun yang pertama dengan harakat dhammah, menjadi لاَ تَأْمَنُنَا dan membacanya dengan tidak sempurna.
5. Tashil
Tashil adalah cara membaca dua hamzah yang berdampingan atau berjajar, hamzah pertama dibaca biasa sedangkan yang kedua disuarakan antara hamzah dan alif (samar-samar). Di dalam Alquran bacaan tashil hanya ada satu yaitu Q.S. Fussilat (44).
6. Naql
Naql menurut bahasa artinya memindah, sedangkan menurut istilah ilmu qira’ah artinya memindahkan harakat ke huruf sebelumnya. Dalam Alquran hanya ada satu bacaan naql yaitu Q.S. Al-Hujurat (11). Alasan dibaca naql adalah karena adanya dua hamzah washal, yakni hamzah al ta’rif dan hamzah ismu yang mengapit lam, sehingga kedua hamzah tersebut tidak terbaca apabila disambung dengan kata sebelumnya.
Semoga kita dihindarkan dari sifat lupa ya saat membaca ayat-ayat tersebut, Aamiin!
Share this article on
Today Quote:
The Prophet Muhammad Peace be upon him Said: There will come a time when holding on to your religion will be like holding burning coal. – Sunan al-tirmidhi : 3056
Posted in taiwanhalal.com