Doa Ketika Meragukan Kehalalan Makanan
Ketika berada di negara asing, terutama yang mayoritas penduduknya bukan muslim, maka sangat mungkin menjumpai makanan yang tidak halal. Berbagai hal mungkin pula terjadi seperti misalnya diundang makan oleh seorang teman, atau menerima pemberian makanan dari tetangga. Terkadang, meskipun kita mengetahui bahan dasar makanan tersebut, kita tidak bisa memastikan bahwa makanan tersebut halal bahan campuran dan cara pengolahannya. Terlebih apabila makanan yang kita terima belum pernah kita temui sebelumnya.
Untuk hal ini, Syekh M Nawawi al-Bantani mengutip doa Syekh Sya‘rani ketika diundang untuk mengonsumsi jamuan makanan yang diragukan kehalalannya.
Allāhummahminī minal akli min hādzat tha‘āmil ladzī du‘ītu ilahi. Fa in lam tahminī minhu, fa lā tada‘hu yuqīmu fī bathnī. Fahminī minal wuqū ‘I fil ma‘āshīl latī tansya’u minhu ‘ādatan. Fa in lam tahminī minal wuqū‘I fil ma‘āshī, faqbal istighfārī wa ardhi ‘annī ashhābat taba‘āti. Fa in lam taqbal istighfārī wa lam turdhihim ‘annī, fa shabbirnī ‘alal ‘adzābi, yā arhamar rāhimīna.
Artinya, “Ya Allah, lindungi aku dari mengonsumsi makanan ini yang mengundangku untuk itu. Jika Kau tidak melindungiku darinya, jangan biarkan dia bermukim di perutku. Lindungilah aku dari maksiat yang biasanya muncul karena makanan seperti ini. Kalau Kau tidak melindungiku dari maksiat, terimalah istighfarku. Buatlah mereka yang memiliki hak atasku ridha. Jika Kau tidak menerima istighfarku dan tidak membuat mereka yang memiliki hak atasku ridha, berikanlah kekuatan bagiku dalam menanggung azab-Mu, wahai Tuhan yang maha pengasih,” (Lihat Syekh M Nawawi Banten dalam Syarah Qamiut Thughyan, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah: tanpa catatan tahun], halaman 12).
Namun demikian, kita tetap harus tetap berhati-hati dalam memilih untuk mengonsumsi makanan atau minuman. Apabila dalam keadaan terpaksa, kita boleh memakan makanan yang kita ragukan kehalalannya asalkan tidak berlebihan. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqarah 173
مَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Siapa yang dalam kondisi terpaksa memakannya sedangkan ia tidak menginginkannya dan tidak pula melampaui batas, maka ia tidak berdosa. Sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang.”
Wallahu a‘lam.
Share this article on


Today Quote:
It is better for a leader to make a mistake in forgiving than to make a mistake in punishing. (Hadits)
Posted in taiwanhalal.com